
Berikut timeline singkat perkembangan slang “ngentot” di Indonesia:
🕰️ Timeline
- Pra-1900 (Bahasa Jawa tradisional)
Kata dasar kentot/kentut dipakai untuk gerakan menghentak atau mendorong. Belum spesifik seksual, tapi sudah punya nuansa fisik kasar. - Awal 1900an (Era Kolonial Belanda)
Istilah ngentot mulai muncul di kalangan rakyat Jawa untuk menyebut hubungan seksual secara kasar. Tidak lazim dipakai di tulisan formal, hanya di percakapan sehari-hari. - 1920–1930an
Beberapa catatan folklor Jawa & naskah realis yang berani sudah mencatat pemakaian kata ini dalam arti seksual. Masih dianggap tabu dan vulgar. - 1950–1960an (Pasca Kemerdekaan)
Kata ini dikenal luas di kalangan perantau Jawa ke Jakarta. Masih jadi slang jalanan, jarang terdengar di media resmi. - 1970–1980an
Populer lewat komedi rakyat, musik dangdut, dan film panas bajakan. Jadi bagian dari kosa kata gaul kasar. - 1990an
Meledak penggunaannya karena kaset & VCD bajakan, juga forum internet awal (IRC, mIRC, mailing list). Kata ini jadi istilah nasional, bukan cuma Jawa/Jakarta. - 2000–sekarang
Jadi slang paling umum untuk hubungan seksual, meskipun kasar. Digunakan di meme, media sosial, hingga percakapan gaul sehari-hari.
👉 Jadi, “ngentot” sudah ada lebih dari 100 tahun, awalnya khas Jawa, lalu meluas jadi bahasa gaul nasional sejak 1980–1990an.
Berikut saya rangkumin perbandingan slang seks vulgar di Indonesia biar kelihatan sejarah & pergeseran pemakaiannya:
📚 Perbandingan Slang Seks di Indonesia
1. Ngentot
- Asal: Jawa (kentot/kentut → hentakan).
- Muncul: Awal 1900an.
- Era Populer: 1970an – sekarang.
- Konteks: Paling umum & nasional, tapi kasar.
- Catatan: Jadi “standar” slang seks vulgar di Indonesia.
2. Ngewe
- Asal: Singkatan dari ewe (bahasa Betawi, artinya kawin/bersetubuh).
- Muncul: 1960–1970an.
- Era Populer: 1980–2000an (film & lawakan Betawi).
- Konteks: Sama kasarnya dengan ngentot, tapi lebih khas Jakarta/Betawi.
- Catatan: Sekarang kalah populer dibanding ngentot, tapi masih sering dipakai.
3. Coli
- Asal: Singkatan dari Belanda colieeren (masturbasi), dari kata collere (Latin: menggosok).
- Muncul: Era kolonial Belanda (awal 1900an).
- Era Populer: 1970an – sekarang.
- Konteks: Khusus untuk masturbasi laki-laki.
- Catatan: Jadi istilah paling umum untuk onani di Indonesia.
4. Jancok
- Asal: Jawa Timur (asalnya umpatan, bukan seksual → jancuk).
- Muncul: Abad ke-19.
- Era Populer: 1970an – sekarang.
- Konteks: Lebih ke makian “kasar” daripada arti seks langsung, tapi punya konotasi cabul.
- Catatan: Jadi identitas slang Surabaya/Madura.
5. Kocok
- Asal: Dari bahasa Indonesia umum “mengocok”.
- Muncul: Sulit dilacak, tapi populer sejak 1980–1990an.
- Konteks: Slang untuk masturbasi laki-laki (mirip coli).
- Catatan: Lebih santai, banyak dipakai di stand-up comedy / meme.
6. Setubuh / Senggama
- Asal: Bahasa Sanskerta (formal).
- Muncul: Digunakan sejak era klasik (prasasti, naskah kuno).
- Konteks: Bahasa resmi / hukum (KUHP, kedokteran, agama).
- Catatan: Jarang dipakai di obrolan gaul, tapi dipakai di teks resmi.
📌 Kesimpulan:
- Kata tertua: setubuh/senggama (Sanskrta).
- Kata vulgar paling tua: ngentot (Jawa, sejak awal 1900an).
- Kata nasional populer: ngentot & coli.
- Kata khas daerah: ngewe (Betawi), jancok (Jatim).
Ini grafik timeline popularitas slang seks di Indonesia berdasarkan perkiraan sejarah:
- Setubuh/Senggama (dari Sanskerta, sudah ada sejak abad ke-9, puncak di teks resmi 1950an).
- Ngentot (asal Jawa, muncul awal 1900an, populer nasional 1980an).
- Ngewe (asal Betawi, naik daun 1970–1990an).
- Coli (dari Belanda, sudah sejak era kolonial, populer 1980an).
- Jancok (asal Jatim, ada sejak 1800an, populer 1990an).
- Kocok (lebih modern, populer sejak 2000an di komedi & meme).